the Charge of the Light Brigade
'The Charge of the Light Brigade' recreates the battle of Balaclava in 1854 during the Crimean War, when 25,000 Russian troops attempted to take control of this strategically important area from the outnumbered allied British, French and Turkish forces.
This is a real-time strategy game and the player can change the speed at which the battle progresses. You can play either the Allies or the Russians, and choose either a computer opponent or play against another human player.
Orders can be given in two modes - 'Unit Mode' where you can give orders to individual units or 'Group Mode', where you can give orders to groups of up to 8 units. Units are represented in the game as animated soldier miniatures, allowing you to select and change groups to five different types of line, column and square formations.
This is a real-time strategy game and the player can change the speed at which the battle progresses. You can play either the Allies or the Russians, and choose either a computer opponent or play against another human player.
Orders can be given in two modes - 'Unit Mode' where you can give orders to individual units or 'Group Mode', where you can give orders to groups of up to 8 units. Units are represented in the game as animated soldier miniatures, allowing you to select and change groups to five different types of line, column and square formations.
Charlie & the Chocolate Factory
You play Charlie Bucket, a poor child, on a tour through eccentric confectioner Willy Wonka's fabulous candy factory in this interactive take on the classic children's story.
As Charlie you will attempt to put the factory in working order, cleaning up the messes created by other children on the tour. You'll have to run, jump, carry objects, push buttons and command a small army of Oompa Loompa assistants on the way to winning the ultimate prize: the factory itself.
As Charlie you will attempt to put the factory in working order, cleaning up the messes created by other children on the tour. You'll have to run, jump, carry objects, push buttons and command a small army of Oompa Loompa assistants on the way to winning the ultimate prize: the factory itself.
Charlie Chaplin
Charlie Chaplin is a unique game in which the player takes control of the world-famous comedian. As Charlie Chaplin the player has to star in films, which are much in the line of famous black-and-white masterpieces. After a scene is filmed, the player is given the opportunity to edit it. Once every scene for the movie is filmed and edited, the player is allowed to film, star in and edit a much more expensive movie (i. e. expensive script, more props and extras).
To resemble a Charlie Chaplin movie the game is deliberately executed in a two-color palette.
To resemble a Charlie Chaplin movie the game is deliberately executed in a two-color palette.
Biografi Charlie Chaplin :
Ia terkenal sebagai komedian dunia. Charlie Chaplin lahir tanggal 16 April 1889 di East Street, daerah pasar yang ramai di Walworth, sebelah selatan kota London. Kedua orang tuanya yang bekerja sebagai artis penghibur pertunjukan komedi music hall bercerai sebelum Chaplin menginjak usia 3 tahun. Menurut data sensus tahun 1891, Chaplin tinggal bersama kakak dan ibunya yang bernama Hannah di Barlow Street, Walworth. Sewaktu masih kanak-kanak, ibunya mengajak Chaplin tinggal berpindah-pindah di sekitar Kennington Road, kawasan Lambeth, London. Ayah kandungnya yang bernama Charles Chaplin Senior adalah keturunan orang Roma, seorang peminum dan hanya sekali-kali saja menghubungi putranya.
Ketika ibunya sedang sakit, Chaplin sempat dititipkan di rumah sang ayah yang ketika itu tinggal bersama seorang wanita simpanan. Rumah tersebut ada di 287 Kennington Road, dan sekarang terdapat plakat peringatan yang menyatakan Charlie Chaplin pernah tinggal di sana. Ketika masih berusia 12 tahun, Chaplin ditinggalkan sang ayah untuk selama-lamanya. Chaplin dan kakak sekandung lain bapak yang bernama Sydney Chaplin menjadi tanggung jawab sang ibu, Hannah Chaplin. Malang tidak bisa ditolak, ibu Chaplin menderita Skizofrenia dan akhirnya harus dirawat di rumah sakit jiwa Cane Hill di Coulsdon.
Chaplin terpaksa tinggal di rumah penampungan orang miskin, bekerja untuk imbalan makan dan tempat berteduh di kawasan Lambeth, London. Setelah tinggal di sana beberapa minggu, Chaplin dimasukkan sekolah asrama penampungan anak terlantar bernama Central London District School di Hanwell.
Kakak-beradik Chaplin berjuang bahu-membahu agar bisa bertahan hidup. Chaplin bersaudara tertarik tampil dalam pertunjukan komedi Music Hall di usia yang sangat dini, dan ternyata keduanya memiliki bakat akting alami. Masa kecil Chaplin yang dikungkung kemelaratan nantinya sangat berpengaruh terhadap karakter yang diperankan dan tema film yang dibuatnya. Tanpa diketahui Chaplin bersaudara, sang ibu ternyata masih memiliki seorang putra bernama Wheeler Dryden yang dibesarkan ayah kandungnya di luar negeri. Wheeler Dryden, adik sekandung Chaplin ini nantinya bergabung dengan Chaplin bersaudara, dan bekerja untuk studio Chaplin di Hollywood. Pada tahun 1928, ibu Chaplin wafat di Hollywood, setelah 7 tahun tinggal di Amerika Serikat atas ajakan ketiga putranya yang sudah sukses.
Chaplin pertama kali naik panggung pada tahun 1894 sewaktu masih berusia 5 tahun. Tanpa persiapan sebelumnya, di sebuah teater di Aldershot, Chaplin secara mendadak diminta menggantikan ibunya. Sewaktu masih kecil, Chaplin sakit keras dan harus berbaring di tempat tidur selama berminggu-minggu. Di malam hari, ibunya duduk di bingkai jendela, bercerita sambil mendramatisasi kejadian pada hari itu. Chaplin pertama kali naik panggung dengan mendapatkan bayaran setelah bergabung dengan kelompok penari The Eight Lancashire Lads yang mementaskan pertunjukan music halls di Britania. Pada tahun 1900, berkat bantuan Sydney (kakak sekandungnya), Chaplin yang waktu itu berusia 11 tahun mendapat peran sebagai kucing jenaka dalam pantomim Cinderella di London Hippodrome. Pada tahun 1903, Chaplin tampil dalam Jim: A Romance of Cockayne, diikuti peran rutinnya sebagai Billy anak pengantar koran dalam Sherlock Holmes yang terus dijalani hingga tahun 1906. Chaplin tampil berikutnya dalam acara variety Casey’s Court Circus, dan tahun berikutnya sebagai badut dalam kelompok komedi slapstik Fun Factory di bawah asuhan Fred Karno.
Chaplin pertama kali ke Amerika mengikuti pertunjukan keliling kelompok asuhan Fred Karno dari tahun 1910 hingga 1912. Setelah balik ke Inggris dan berada di sana selama 5 bulan, Chaplin kembali berangkat ke Amerika dan tiba di sana tanggal 2 Oktober 1912. Kedatangan Chaplin yang kedua di Amerika juga masih bersama kelompok Fred Karno. Arthur Stanley Jefferson yang kemudian dikenal sebagai Stan Laurel turut serta dalam rombongan dan menjadi teman sekamar Chaplin di asrama. Laurel akhirnya pulang ke Inggris, tapi Chaplin tetap bertahan di Amerika. Di akhir tahun 1913, produser film Mack Sennett terkesan dengan akting Chaplin yang waktu itu sedang bermain untuk rombongan Karno. Sennet mengontrak Chaplin yang setuju untuk bermain dalam film-film yang diproduksi studio Keystone Film. Film pendek Making a Living, komedi satu reel yang dirilis 2 Februari 1914 merupakan penampilan pertama Chaplin di layar perak.
Film-film awal Chaplin diproduksi pada tahun 1914 di Keystone Studios yang merupakan tempat Chaplin belajar teknik pembuatan film, sekaligus mengembangkan karakter Tramp. Chaplin pertama kali memperkenalkan karakter Tramp kepada publik melalui film keduanya, Kid Auto Races at Venice (diedarkan 7 Februari 1914) dan film ketiganya Mabel’s Strange Predicament (9 Januari 1914).
Di akhir kontrak dengan Keystone, Chaplin sudah bisa menyutradarai dan menyunting sendiri film-film pendek yang dibuatnya. Film-film tersebut ternyata sukses besar. Pada tahun 1915, Chaplin menyetujui kontrak satu tahun dengan studio Essanay. Setelah itu, kontrak bernilai besar untuk selusin film komedi tipe dua reel disepakati Chaplin dengan studio Mutual Film pada tahun 1916. Studio memberinya kebebasan artistik yang nyaris tanpa batas. Dalam dalam jangka waktu 18 bulan, Chaplin berhasil menyelesaikan 12 judul film. Film-film ini nantinya berhasil menjadi film komedi klasik dan tetap masih bisa menghibur hingga sekarang. Di kemudian hari, Chaplin mengenang masa bersama studio Mutual sebagai periode paling membahagiakan dalam kariernya.
Setelah kontrak dengan studio Mutual habis pada tahun 1917, Chaplin menandatangani kontrak produksi 8 film tipe dua reel dengan studio First National. Selain pembiayaan dan distribusi film-film (1918-1923) yang ditanggung studio First National, kebebasan artistik seluruhnya berada di tangan Chaplin. Dengan kebebasan berkreasi ada di tangan, Chaplin membangun studio Hollywood sendiri. Pada periode ini tercipta film-film Chaplin yang tak lekang dimakan waktu, dan masih bisa dijadikan panutan bagi pembuat film yang lain. Film-film yang diproduksi Chaplin bersama First National berupa film komedi dengan masa putar singkat, misalnya: A Dog’s Life (1918) dan Pay Day (1922), ditambah film dengan masa putar lebih panjang, misalnya: Shoulder Arms (1918), dan The Pilgrim (1923).
Film Chaplin asal periode ini dengan masa putar standar dan berhasil menjadi klasik adalah The Kid (1921). Pada tahun 1919, Chaplin mendirikan distributor film United Artists bersama-sama Mary Pickford, Douglas Fairbanks, dan D. W. Griffith. Mereka berempat berusaha melepaskan diri dari sistem monopoli yang dipegang distributor film dan pemilik modal di Hollywood. Usaha ini berhasil, dan kemandirian Chaplin sebagai pembuat film tetap terjamin berkat adanya kendali penuh atas film yang diproduksi di studio milik sendiri. Nama Chaplin terus tercatat sebagai anggota dewan direktur UA hingga di awal tahun 1950-an. Seluruh film Chaplin yang diedarkan United Artists bermasa putar standar, dimulai dari A Woman of Paris (1923), diikuti film The Gold Rush (1925) yang nantinya menjadi klasik, dan diakhiri dengan The Circus (1928).
Film-film bisu yang hingga sekarang dianggap sebagai karya terbesarnya, City Lights (1931) dan Modern Times (1936) justru dibuat Chaplin ketika dunia sinema sudah mengenal film bersuara. Di kedua film tersebut, Chaplin mengerjakan sendiri efek suara dan ilustrasi musik. Film City Lights mungkin berisi keseimbangan sempurna antara komedi dan sentimentalitas ala Chaplin. Adegan terakhir film City Lights dipuji kritikus James Agee yang berkomentar di majalah Life tahun 1949 sebagai: “sepotong akting paling hebat yang pernah direkam seluloid”. Film bersuara karya Chaplin yang dibuat di Hollywood adalah: The Great Dictator (1940), Monsieur Verdoux (1947), dan Limelight (1952).
Walaupun pembuat film lain sudah beralih pada film bersuara, Chaplin bertahan untuk tidak ikut-ikutan. Film bersuara sudah dikenal sejak tahun 1927, tapi Chaplin terus bertahan dengan film-film bisu selama dekade 1930-an. Film Modern Times (1936) adalah film bisu, tapi memperdengarkan dialog yang keluar dari benda-benda mati, seperti radio atau pesawat televisi. Chaplin memang sengaja membuatnya seperti itu untuk membantu penonton film pada tahun 1930-an yang tidak lagi terbiasa melihat film bisu. Film Modern Times sekaligus film pertama yang memperdengarkan suara Chaplin (pada lagu yang dipasang di akhir film). Walaupun demikian, film ini masih dianggap film bisu oleh sebagian penonton, sekaligus akhir dari era film bisu karya Chaplin.
Chaplin dikenal sebagai artis serba bisa, koreografi film Limelight (1952) dikerjakannya sendiri, begitu pula lagu latar film The Circus (1928). Lagu berjudul “Smile” merupakan ciptaan Chaplin yang paling terkenal di antara semua lagu yang pernah ditulisnya. Ditulis untuk film “Modern Times”, lagu “Smile” diberi tambahan lirik untuk dinyanyikan Nat King Cole sewaktu ingin diedarkan kembali pada tahun 1950-an. Lagu “This Is My Song” dari film terakhir Chaplin, “A Countess From Hong Kong” berhasil menjadi hit dalam berbagai bahasa pada tahun 1960-an (terutama versi Petula Clark). Film Limelight berisi lagu tema berjudul “Eternally” yang berhasil menjadi hit pada tahun 1950-an. Ilustrasi musik untuk film Limelight yang dikerjakan Chaplin mendapat nominasi Academy Awards pada tahun 1972. Hal ini dimungkinkan karena pertunjukan perdana di Los Angeles tertunda selama dua dekade.
Chaplin memenangkan 2 penghargaan kehormatan Academy Awards. Waktu itu belum ada prosedur audit pemungutan suara, dan penghargaan Oscar yang pertama dibagi-bagikan pada 16 Mei 1929 berdasarkan pembagian kategori yang sangat luwes. Chaplin mulanya dinominasikan sebagai Aktor Terbaik dan Sutradara Komedi Terbaik untuk karyanya The Circus, tapi namanya ditarik kembali dan dewan Academy justru memutuskan untuk memberi penghargaan istimewa untuk “kegeniusan, kemampuan serba bisa dalam akting, penulisan, penyutradaraan, dan produksi film The Circus”. Film lain yang menerima penghargaan istimewa pada tahun itu adalah The Jazz Singer.
Penghargaan kehormatan yang kedua dari Academy diterima Chaplin 44 tahun kemudian pada tahun 1972. Chaplin menerima penghargaan atas “pengaruh tak terhingga yang dibuatnya dan menjadikan film sebagai bentuk seni abad ini”. Chaplin keluar dari pengasingannya untuk menerima penghargaan ini. Setelah Chaplin menerima penghargaan, para hadirin berdiri memberikan sambutan tepuk tangan selama 5 menit penuh yang hingga sekarang tercatat sebagai standing ovation terlama sepanjang sejarah Academy Award.
Chaplin juga pernah masuk nominasi sebagai penerima penghargaan Academy untuk Aktor Terbaik, Skenario Asli Terbaik, dan Film Terbaik untuk karyanya The Great Dictator, tapi gagal. Film Monsieur Verdoux (1947) juga pernah dicalonkan sebagai Skenario Asli Terbaik, namun lagi-lagi gagal meraih penghargaan. Sewaktu masih aktif sebagai pembuat film, Chaplin pernah menyatakan ketidakpuasannya pada Academy Awards. Putranya yang bernama Charles Jr. bercerita tentang tindakan Chaplin menjadikan penghargaan Oscar yang diterimanya pada tahun 1929 sebagai pengganjal pintu yang menjadi sebab kemarahan dewan Academy pada tahun 1930-an. Hal ini mungkin menjadi alasan film City Lights sama sekali tidak pernah masuk nominasi, padahal berbagai hasil jajak pendapat sepakat film ini sebagai salah satu film terbesar dalam sejarah layar perak.
Di usia lanjut, Chaplin pernah memperoleh Academy Award yang didapatnya dari hasil kompetisi dan bukan secara kehormatan. Pada tahun 1973, film Limelight (1952) mendapat penghargaan Oscar untuk Academy Award untuk Ilustrasi Musik Asli (Best Music in an Original Dramatic Score). Chaplin membintangi film ini bersama Claire Bloom, serta tampil secara cameo bersama Buster Keaton yang merupakan satu-satunya penampilan kedua komedian terbesar dalam satu film. Setelah film selesai diproduksi, kecenderungan politik yang dianut Chaplin menyebabkan film Limelight tidak jadi diputar di Los Angeles. Pemutaran di Amerika Serikat baru berlangsung pada tahun 1972, sehingga film ini walaupun diproduksi tahun 1952 berhak masuk nominasi.
Dua film terakhir Chaplin dibuat di London: A King in New York (1957) yang dibintanginya sendiri (sekaligus penulis skenario dan sutradara), dan A Countess from Hong Kong (1967) dengan bintang Sophia Loren dan Marlon Brando. Film A Countess from Hong Kong merupakan penampilan Chaplin yang terakhir, tampil singkat secara cameo sebagai awak kapal yang sedang mabuk laut.
Dalam otobiografi berjudul My Life in Pictures terbitan tahun 1974, Chaplin menuturkan bahwa dirinya sudah menulis skenario untuk dibintangi Victoria, putri terkecilnya. Kalau skenario yang diberinya judul The Freak jadi diproduksi, Victoria akan diberi peran sebagai bidadari. Menurut Chaplin, skenario film ini sudah selesai dan latihan praproduksi sudah dimulai (buku ini memuat foto Victoria lengkap dengan kostumnya), tapi produksi dihentikan karena Victoria menikah. Chaplin menambahkan, “Kapan-kapan, pasti aku buat.” Kesehatan Chaplin terus menurun pada tahun 1970-an, dan meninggal sebelum angan-angannya terwujud. Salah satu karya yang diketahui sebagai karya terakhir Chaplin adalah ilustrasi musik yang ditulisnya untuk memperbarui A Woman of Paris, karyanya yang kurang sukses pada tahun 1923.
Chaplin menerima gelar Knight Commander of the British Empire (KBE) dari Ratu Elizabeth II pada 4 Maret 1975. Nama Chaplin pertama kali diusulkan sebagai penerima pada tahun 1931, dan masuk dalam daftar calon untuk yang kedua kali pada tahun 1956, tapi diveto pemerintah Konservatif yang tidak ingin merusak hubungan dengan Amerika Serikat di tengah ketegangan Perang Dingin dan Krisis Terusan Suez. Chaplin wafat di usia 88 tahun dalam tidurnya pada Hari Natal tahun 1977, di Vevey, Swiss. Chaplin dimakamkan di Pekuburan Corsier-Sur-Vevey di Corsier-sur-Vevey, Kanton Vaud, tapi makamnya dipindah di dekat Danau Jenewa setelah pernah dicuri sekelompok orang.
Charlie's Angels
Play as the three Charlie's Angels girl private investigators in this game based on the characters of the two movie versions played by Drew Barrymore, Cameron Diaz, and Lucy Liu. The franchise started out as a popular 70's television series. In the game, popular world landmarks are disappearing: the Statue Of Liberty, Arc de Triomphe, Lincoln Memorial and Stonehenge.
The girls must find out who is behind this and start out at a beach beauty pageant runway wearing bikinis and move on through other levels on ships, islands or monasteries. The gameplay is a 3D brawler beat'em up where the girls go to various world locations and take out bad guys with kicks, punches, jumps and combo moves. They can also block attacks and use blunt objects found in the environment to smash enemies. Occasionally, there'll be a computer terminal or button to activate, or ladder to climb. There's some slow-motion and cinematic camera angles at times. Defeat bosses to move onwards. Hidden throughout the levels are items such as movie reels and memory sticks that when collected can unlock photos and trailers from the movie Charlie's Angels: Full Throttle.
The girls must find out who is behind this and start out at a beach beauty pageant runway wearing bikinis and move on through other levels on ships, islands or monasteries. The gameplay is a 3D brawler beat'em up where the girls go to various world locations and take out bad guys with kicks, punches, jumps and combo moves. They can also block attacks and use blunt objects found in the environment to smash enemies. Occasionally, there'll be a computer terminal or button to activate, or ladder to climb. There's some slow-motion and cinematic camera angles at times. Defeat bosses to move onwards. Hidden throughout the levels are items such as movie reels and memory sticks that when collected can unlock photos and trailers from the movie Charlie's Angels: Full Throttle.
Chase : Hollywood Stunt Driver
Griffin Corrada was world renown as the best stunt driver ever, but after a crippling injury he had to leave the business. Now his daughter Chase wants to break in by working on the movies of Mr. Chin, equally world renown for the use of over-the-top car stunts in his films. She's going to have to prove her worth as well as watch out for Rick Baen, current top stunt driver in the business with an axe to grind.
Chase: Hollywood Stunt Driver takes place over the scenes of four movies ranging in setting from the prohibition era to a post-apocalyptic wasteland. Chase will have to reach the end of the scene before film runs out, as well as achieve multiple objectives along the way, such as destroying objects, power sliding over a specific distance, or setting up specific shots. Every objective completed rewards reputation points necessary to unlock additional scenes. Every vehicle has a built-in, recharging nitro boost and the ability to do tricks, such as wheelies or spinning in the air.
Hidden in each level is an optional trophy that will unlock additional challenge and multiplayer modes when enough are collected, such as jumping buses or doing tricks to earn points in a specific time. Completing scenes will unlock additional cars for these modes.
Chase: Hollywood Stunt Driver takes place over the scenes of four movies ranging in setting from the prohibition era to a post-apocalyptic wasteland. Chase will have to reach the end of the scene before film runs out, as well as achieve multiple objectives along the way, such as destroying objects, power sliding over a specific distance, or setting up specific shots. Every objective completed rewards reputation points necessary to unlock additional scenes. Every vehicle has a built-in, recharging nitro boost and the ability to do tricks, such as wheelies or spinning in the air.
Hidden in each level is an optional trophy that will unlock additional challenge and multiplayer modes when enough are collected, such as jumping buses or doing tricks to earn points in a specific time. Completing scenes will unlock additional cars for these modes.
the Chase on Tom Sawyer Islands
This Pac-Man inspired maze game is based upon the Tom Sawyer’s Island attraction at Disneyland. Players maneuver Tom Sawyer along the island’s paths in his quest to gather berries. However, Aunt Polly, Injun Joe, and after the third level, a bear, chase after Tom. He can avoid them by ducking into escape routes such as a water wheel, a teeter-totter, a raft and two caves. If Tom survives all five levels, the player wins.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar